Si Anak Perantau!
Pada tahun 1999, itu menjadi tahun yang sebagaimana paling berharga, paling istimewa dan paling di tunggu seseorang. Bertempat tinggal di kota Bandar Lampung tepatnya diSumatera. Ia adalah seseorang Laki-laki yg baru saja lulus jenjang SMA yaitu bernama Rama Mustafa, ia lulusan tahun 1999 dimana anak pertama dari tiga bersaudara yang amat sederhana hidupnya.
Pagi hari sebelum matahari terbit, si Rama ini berencana izin kepada orang tuanya untuk pergi ke luar pulau atau merantau. Saat itu, pada tahun 1999 ekonomi di keluarga Rama sangat tidak mencukupi untuk makan seharihari saja masih susah, dan pada hari itu rama meminta izin ingin hidup mandiri mencari pekerjaan mencukupi dirinya untuk orang tuanya. Sebelumnya rama juga tidak ingin pergi merantau ke luar pulau karena tidak ada bekal apapun untuk pergi merantau. Tetapi, Rama sangat ingin sekali mencari pekerjaan ingin membahagiakan kedua orangtuanya dan saat itu juga adik Rama yg bernama Rara. Rara itu adik perempuan Rama yg kedua berumur 10 tahun, Rara bertanya kepada rama.. ‘’Kakakk, Mau kemana kak ?’’ Dengan bingung Rara..... ‘’Kakak tidak kemana-kemana kok adik’’ Jawab Rama... ‘’Kenapa kakak membawa tas dan mengemas baju-baju kakak ?? kakak mau pergi yaa...?’’ Tanya Rara dengan perasaan sedih.. ‘’Kakak sebenarnya tidak ingin pergi dari rumah ini dik, Tetapi mau tidak mau kakak harus pergi untuk mencari pekerjaan untuk ayah, ibu, kamu dan untuk adikmu juga...’’ Jawab Rama dengan penuh rasa gundah.. ‘’Jangan kakaakk!!!’’ Rara memaksa Rama untuk tidak pergi.. ‘’Adik, tolong biar kakak pergi mencari pekerjaan ini demi kalian...’’ Jawab Rama, dengan menasihati Rara. Dan datang pun ibu Rama menanyakan kepada rama apakah ia benar-benar ingin pergi. Pasalnya ibunya belum mengetahui kalau Rama ingin pergi. Bertemu di ruang tamu dengan ibu. sedangkan ayah rama sedang bekerja di kebun miliknya: ‘’Ramaaa.. memang benar kamu ingin pergi merantau??’’ Tanya ibu dengan cemas.. ‘’Iya ibu..’’ Jawab Rama dengan menunduk. ‘’Apa kamu tidak mencari pekerjaan di sini saja??‘’ tanya Ibu.. ‘’Sepertinya tidak bu, disini peluangnya tidaklah banyak..‘’ Seru Rama.. ‘’lalu, kalau dirimu merantau apa kamu bisa menjaga dirimu nak??‘’ Seru ibu makin Cemas.. ‘’Bisa ibu, Rama berjanji bisa menjaga diri dan tidak melupakan ibu, ayah dan adik-adik...‘’ Jawab Rama dengan bersi tegang.. ‘’Ibu sangat takut dengan kepergianmu merantau nak!!..’’ Makin cemas mengingat Rama... ‘’Ibu tak usah khawatir rama insyaallah akan selalu mengabari ibu kapanpun..’’ Jawab Rama.. ‘’Yasudah nak kalau memang itu keputusan terbaikmu.. Ibu hanya bisa mendoakanmu semoga mendapatkan pekerjaan yg layak dan menjadi orang ternama..’’ Jawab ibu dengan menangis.. ‘’Iya, doa ibu selalu melekat di hatiku buu...’’ Rama pun bergegas mengemas hari itu juga dan segera melangkah pergi... Sesudah mengemas dan semuanya dirasa sudah siap Rama pun bergegas.. ‘’Ibu Rama pamit.. Doakan rama sehat selalu, selamat sampai tujuan dan segera mendapat pekerjaan ya buuu...‘’ Rama sambil meyakinkan ibunya.. ‘’Iya nak jangan kau tinggalkan ibadahmu, doa ibu selalu menyertaimu nak!!’’ Seru tersedu - sedu... ‘’Iya ibuuu itu tak akan ku lupa! Asalamualaikum ibuu.. salamkan untuk bapak yg sedang menanam benih berkeringat untuk kita! aku gabisa pamit secara langsung dengannya...’’Rama berpamitan dengan meyakinkan ibu. Ramapun bergegas pergi dari rumahnya dengan penuh rasa sedih. Karena ia ingin mencari nasib di perantauan dia ingin menjadi orang yg sukses dan bisa membahagiakan kedua orangtuanya. Rama hanya membawa bekal sangat amat pas, ia segera pergi ke terminal bus. Jam menunjukkan angka 11.00 siang. Dan untungnya masih ada bus ramapun langsung bergegas naik bus, beberapa menit bus itu jalan untuk pergi ke pelabuhan tepatnya di Bakauheni. Rama di perjalanan memilih untuk tidur, kurang lebih perjalanan berkisar 2jam. |
- - - -
Dan ramapun tidur di dalam bus dengan nyenyaknya... Tepat pukul 13.00 siang hari setelah dua jam berlalu, sampailah rama di pelabuhan untuk menyebrang ke suatu pulau yg akan ia taruhkan nasibnya. Rama langsung turun dari bus dan bergegas membeli tiket kapal laut, rama pun memilih ...
Didalam kapal besar, Rama menghampiri seseorang wanita manis yang sedang sibuk berkutat dngan laptop. Wanita itu sedang asyik mengetik di pinggiran geladak. Rama segan untuk memulai percakapan dengan wanita itu. Selang beberapa menit kemudian rama menanyakan sebait kata untuk memulai percakapan singkat yg mungkin padat. Rama duduk di sampingnya. Wanita itu seakan-akan memberi ruang duduk untuk Rama. Dan tidak sampai disitu, Ramapun berkenalan kepada wanita itu dengan basa - basi yg sedikit berarti. Karena wanita itu sedang memainkan laptopnya, Rama akhirnya membeli cemilan ringan untuk jadi makanan pendampingnya selama berkenalan. Setelah membeli bingkisa ringan berupa makanan, Lalu Rama menawarkannya dngan wanita itu.. ‘’Hallo.. asik bener kayaknya daritadi, sibuk apa sih??‘’ seru Rama basa - basi.. ‘’oh engga kok hehe ini lagi main sosmed aja..‘’ jawab wanita itu.. Wanita itu kembali asik mengutat - kutat keyboard berlayar itu. Rama kembali memulai percakapan.. ‘’Kamu engga takut di luar ruangan sendirian aja, knpa gak di dalam ada ruang AC dan eksklusif jga tuh??‘’ tanya Rama.. ‘’iya, Aku sendirian emg sendirian aja lagi mau di luar aja kok lagian di dalam berisik..’’ Jawab wanita itu. ‘’Emg kamu gak takut sendirian aja di sini?’’ Tanya Rama. ‘’Sebetulnya aku takut di luar sini, tapi suasana yg segar dan angin yang sepoy dan asoy aku jadi betah disini deh..’’ Jawab wanita itu kembali.. ‘’Ow begitu ya.. kalo begitu aku ganggu engga?’’ seru Rama.. ‘’Engga kok santai aja kali, ya klo mau ngobrol mah ngorbrol aja gapapa hehe‘’ Wanita itu jawab dengan senang hati.. Percakapan itu pun akhirnya berlanjut sampai kapal yg mereka tumpangi bersandar di pelabuhan.. Setelah tiga jam perjalanan laut yg membuatku takut akan hidup yg melaut. Yap tepat pukul 04.00 sore dengan langit yang mulai jingga. Rama tiba di pelabuhan Merak dengan selamat. ‘’Tooooeeettt toeeettt toeeeettt....’’ Suara naungan kapal berbunyi pertanda ingin menepi. Setelah beberapa menit menunggu kapal bersandar Rama berpisah dengan wanita itu, karena suasana kapal yang begitu ramai padat dan bau-bau tak sedap. Rama tak tahan dengan bau bau tak sedap yg membuatnya mual, rama bergegas mencari tempat yang di rasa baik untuknya keluar dari kapal besar ini.. Ia pergi ke lantai atas, dengan menaiki tangga. Suara gemuruh kendaraan yang sedang memanaskan mesinnya sedangkan penjual dagangan pikul atau petugas jasa angkut tas masuk melalui pintu samping dengan tidak ada rasa takut. Akhirnya, ramapun keluar dari kapal itu dengan tersendak-sendak. Rama langsung bergegas ke terminal yang berada tak jauh dari pelabuhan itu, sekitar 15 menit menuju terminal. Rama memilih bus jurusan Jakarta atau Kampung Rambutan, tak menunggu lama ia naik kedalam bus dan menanyakan kepada kondektur. ‘’Mas apa ini bus jurusan arah jakarta’’ Tanya Rama kepada kondektur. ‘’iya mas..’’ Jawab kondektur. Dan Rama segera mencari tempat duduk untuk beristirahat karena ia harus menyiapkan tenaganya untuk esok hari. Perjalanan laut yang sangat menyiksa dirinya dengan bau-bau tak sedap. Sedangkan bekalnya yg kurang dari 100 ribu itu. Akhirnya rama menghubungi temannya untuk tinggal bersama temannya dan membantunya mencari pekerjaan. Rama sangat kebingungan kala itu... Wait for the next story... Si Anak Perantau! [Willy Kurniansyah sebagai Rama] |